Sabtu, 03 Januari 2015

DIALOG DENGAN NON MUSLIM? KENAPA TIDAK!



Awal Jumpa Dialog
Sebetulnya bukan lagi pengalaman baru bagi saya, ketika berbicara non muslim, karena melihat fokus studi saya memang lebih fokus pada kajian-kajian non muslim, yaitu di Studi Agama-agama. Kali ini saya berbicara lebih fokus tentang masalah obrolan sehari saya dengan beberapa orang yang beragama Kristen, sebut saja namanya Pak Ari dan Pak Azi (Nama yang disamarkan). Kami berjumpa di Gajah Mada Plaza dibilangan Jakarta Pusat yang sebelumnya sempat pernah berjumpa pula dengan salah satu dari mereka yaitu Pak Ari, yang pada waktu saya sedang melakukan studi lapangan di salah satu Gereja dibilangan Jakarta Pusat pula, yang kebetulan pas dengan persiapan menjelang hari Natal 2014, yaitu H – 1 sebelum acara hari natal, di Gereja tersebut diadakanya persiapan menjelang natal tersebut yaitu tentang KKR Natal acara tersebut sangat meriah dan banyak sekali yang hadir dan dengan dihadiri salah salah satu pendeta ternama yaitu Pdt. Dr. Stephen Tong yang memberikan sebuah khutbah tentang Raja Damai, yang mana beliau memberikan paparan tentang Yesus Kristus sang raja damai.
Kembali ke obrolan saya dengan pak Ari, yang awalnya saya duduk sebelahan denganya, lalu dia bertanya dari nama sampai ke seputar jurusan dan kampus tempat saya belajar, disana saya sedikit pula memberikan penjelasan tujuan saya mengikuti acara KKR Natal yang diselenggarakan Gereja tersebut dengan jelas dan detail, mulai berbicara dari basic jurusan yang saya geluti sampai berbicara singkat tentang konsep kerukunan antar umat beragama, nampaknya pak ari sangat memperhatikan saya dengan paparan singkat saya itu. Singkat kata, pak ari langsung meminta kontak saya, yang katanya untuk menjalin komunikasi lebih dalam lagi terlebih dalam hal dialog, baik dari kepercayaan masing-masing maupun kepercayaa agama-agama lainya, yang katanya dia percaya pada saya kalau saya mampu dan bisa memberikan paparan gambaran baik kepercaayan saya yang menganut agama Islam dan mengerti tentang agama-agama lainya umumnya, yang memang fokus studi saya tentang studi agma-agama yang mana membahas semua agama yang ada didunia. bagi saya sungguh tidak keberatan, saya pun langsung memebrikan kontak handphone saya kepadanya, acara demi acara pun telah usai dengan dengan diakhiri dengan puji-pujian, penyalaan lilin dan terakhir diisi dengan doa dan salam-slaman , tak jauh seperti Islam saja, nampaknya di akhir diselingi pula dengan doa dan salam-salaman dan acarapun selesai sekitar pukul 20:00 WIB, dan saya pun kembali dengan rombongan teman-teman saya untuk langsung kembali pulang.
Lanjutan Dialog Sehari
            Selang beberapa hari sehabis perjumpaan awal saya dengan pak Ari, saya pun tak lepas komunikasi denganya, begitu pula deganya, ya sekedar tanya menanya kabar. Malam itu disela-sela kami saling chat baik di BBM maupun Telpon, pak Ari mengajak saya untuk kembali ketemuan ya sekedar makan-makan bareng dan dialog-dialog santai, saya pun menerima tawaranya, dan menurut saya ini akan lebih efektif, dengan banyak berdialog dengan orang-orang yang berbeda keyakian dengan saya, akan menjadikan saya lebih paham lagi akan arti dan makna Islam yang Rahmatan Lil Alamin, dan bagaimana cara kita betul-betul memakani arti dari yang namanya Toleransi Antar umat beragama dan Pluralitas, dengan dialog pulalah salah satu jalan dan cara agar mampu memahami hal itu. Bagi saya.
            Kembali dengan chatan saya dengan pak Ari, saya dan pak Ari sepakat untuk berjumpa kembali, seperti yang diawal telah saya jelaskan, yaitu bertemu di Gajah Mada Plaza di bilangan Jakarta Pusat dan kami pun sepakat untuk berjumpa esok harinya.
            Nampaknya hari yang sudah dijanjikan pun tiba, hari ini Selasa, 30 Desember 2014, saya berangkat dari kampus sehabis pulang kuliah dan segera berangkat untuk menemui pak Ari disana, dengan menaiki kendaran kota yaitu bus way. Selang beberapa jam saya pun tiba di salah satu halte yang telah pak Ari jelaksan, bahwsanya saya harus berhenti dihalte tersebut. Saya pun langsung mengontaknya untuk memberikan inforamsi tentang tempat yang sudah dijanjikan sebelemunya untuk bertemu, tiba disaat saya ngeBBM pak Ari hp saya pun bunyi, nyatanya pak Ari yang langsung menanyakan posisi saya diamana, dan saya pun langsung memberikan jawab kalau saya sudah sampai di halte yang sudah di jelaskan. Dengan infomasi lebih lanjut yang saya dapatkan saya pun segera menemuinya, walau sempat kebingungan mencari-cari lokasi yaitu Gajah Mada Plaza, selang bebeberapa menit, saya pun temui lokasinya tetapi belum berjumpa dengan Pak Ari, kembali saya chat pak Ari kalau saya sudah sampai di lokasi, tak lama munculah sosoknya di depan lobi, dan saya pun langsung melambai-lambaikan tangan isarat memanggilnya, dan akhirnya ketemu juga, tersenyumlah diantara kami, dan kembali pak Ari ditemani salah satu temanya, yaitu Pak Azi yang sudah saya sebutkan diawal. Kami pun langsung mencari lokasi untuk dialog, dan saya pun meminta ke pak Ari agar mencari tempat yang agak sepi tau tidak terlalu ramai agar dialog kami bisa berjalan efektif dan menghasilakan sesuatu yang diinginkan dari masing-masing kami yaitu saling mendapat gambaran atau saling memahami tentang keyakinan kami masing-masing atau hal lainya.  Dan akirnya tempatnya pun kami dapatkan, luamyan lah walau tidak terlalu sepi alias masih sedikit ramai, kalau mau cari yang sepi ya jangan di dalam plaza, tegas saya dalam hati.  Sambil makan-makan obrolan pun mulai, kembali pak ari bertanya-tanya tentang studi saya, asal saya, basic saya dulu sekolah di tingkat SMK, sampai berujung di pemikiran saya tentang konsep-konsep kerukunan antar umat beragama, dan saya paparkan dan jelaskan dengan begitu detail kepada kedua bapak itu, yaitu Pak Ari dan Pak Azi yang sama-sama dari mereka yaitu menganut agama Kristen, banyak sekali yang saya paparkan, sampai penghujung, pak Ari bertanya kepada saya tentang Islam, kembali saya paparkan dengan kemampuan yang saya bisa dan saya rasakan dan alami tentang konsep Islam itu sendiri, bisa dikatakan ada beberapa perdebatan diantara kami, tapi tetap dialog berjalan dengan lancar, yang saya sedikit tekejut kepada pak Ari, nyatanya ia banyak menghafal beberapa ayat-ayat Quran disaat ia sedang mempaparkan terkait mengenai konsep bersatunya hamba dengan Tuhan dalam istilah jawa dikenal dengan yang namnaya Manunggaling Kaula Gusti, pak Ari paparkan itu, disisi lain selain saya mendengarkan di sela-sela sempat saya tegaskan pula gagasan-gagasan yang kurang sepaham terkait mengenai hal itu, nampaknya dialog semakin terasa disaat dari masing-masing saling memberikan penjelasan-penjelasan mulai dari kepercayan kami masing-masing sampai melirik kepercayaan diluar kepercayaan kami yaitu kepercayaan Hindu, Buddha, Konghucu dan lain sebagainya walau hanya sepintas. Luar biasa menurut saya. Melihat waktu yang semakin sore, nampaknya dialog kami pun harus di stop atau berhenti, kalau tidak saya stop nampaknya akan sampai dengan larut malam karena saking asiknya, dan langsung saja saya stop dengan menyekaknya karena waktu. Dan pertemuan pun usai dan bisa kami lanjiut kembali dialin waktu.
Hikmah Diambil dari Dialog Tersebut dari Prespektif Islam
            Dari kisah dialog diatas banyak sekali hikmah dan pelajaran yang saya ambil, hikmahnya nampaknya Islam yang saya kenal selama ini sangatlah betul-betul komplek dan nyata akan yang namanya konsep Rahmatan Lil Alamin atau menjadi Rahmat bagi seluruh alam, buktinya saya mampu dan bisa berdailog dengan Non Muslim karena Islam pula, karena di dalam Islam kita diajarkan untuk hidup rukun, saling kenal mengenal tanpa membedakan suku, ras dan agama, berdamai, dan lain sebagainya terelbih dalam hal kebaikan baik kebaikan untuk sesama umat maupun untuk umat yang lain diluar Islam seperti yang telah tertera dalam Firman Allah QS Al Hujuarat ayat 13. Subhanallah inilah wajah nyata Islam…
            Pelajaran yang dapat saya ambil dari dialog diatas yaitu bahwasanya untuk pribadi khususnya dan umumnya untuk semua orang yang menganut agama Islam, kita harus lebih dalam lagi belajar Islam, karena apa, nyatanya melihat realitas dewasa ini bukan saja orang Islam itu sendiri yang mampu dan paham akan semua seluk beluk agamanya, akan tetapi nyatanya umat  lain bahkan ada yang lebih tahu tentang konsep-konsep ajaran Islam bahkan ayat-ayat Al Quran itu sendiri, nah jadi untuk kita yang beragama Islam harus lebih dalam lagi belajar Islam dan mampu mengamalkanya dalam kehidupan sehari-hari. Wallahu’alam..
Selasa, 30 Desember 2014

Ditulis : 31 Desember 2014