PERBANDINGAN AGAMA DI
DUNIA BARAT*
Melihat perkembangan
perbandingan agama dalam pembahasan sebelumnya, tidak heran bila ilmu ini
mendapat tempat di dunia barat. Perkembangan ilmu perbandingan agama di dunia
Barat mendapat sumbangan yang sangat besar dengan munculnya buku-buku yang
ditulis oleh para tokoh Kristen apologis. Pada dasarnya buku ini bertujuan
menampakan superioritas kebenaran agama-agama non-Kristen. Kecenderungan untuk
menulis buku ini, memang muncul sejak timbulnya agama-agama di dunia
Grico-Roman, dan para ahli piker terpakssa menilai agama mereka masing-masing
dalam hubunganya dengan agama lain. Padahal dalam kerangka ilmu teoritis ini,
penilaian terhadap suatu agama, benar atau salahnya suatu agama merupakan hal
yang tabu, kecuali dalam pembahasannya menggunakan kerangka berfikir teologis.
Di antara penulis Kristen apologis itu adalah Clement
Alexandria ( kira-kira 150-215 ). Diamenyatakan bahwa apa yang disembah oleh
para penganut agama paganism sebetulnya manusia biasa yang pernah hidup
sebagaimana para penyembahnya. Arnobius me nyatakan bahwa dewa-dewa itu asalnya
manusia (Mircea Eliade, 1959 : 224). Penulis lainya, yaitu Agustine (354 – 403)
dalam bukunya The City of God menyatakan
bahwa agama kafir merupakan perbuatan setan (A.Mukti Ali, 1969:12). Dan pada
masa reformasi dan renaisans Ersamus (1469 – 1536), ia menulis tentang
elemen-elemen agama kafir yang terdapat pada peribadatan agama Romawi Katolik
dan ajaran-ajaranya.
Pada masa Revolusi Perancis, Robespirre pun mengungkapkan
The Cult of Divine Reason (pemujaan
terhadap akal tuhan) (Raffaele Pettazzoni, 1959:60). Sejalan dengan
semangat rasionalisme, masalah teori evolusi tentang asal-usul agama menolak
adanya revelation (wahyu). Buku David
Hume, Natural History of Religion (1757),
dan Voltair, Essay (1780) merupakan
contoh yang menonjol dalam teori evolusi.
Perkembangan selanjutnya ditandai dengan penyelidikan
historis tentang agama. William Jones tentang Sanskrit; Champollion tentang
Mesir Kuno; dan Ernest Renan (1822-1892) yang pertama-tama menciptakan istilah Comperative Study of Religion.
Penyelidikan historis ini telah pula dilakukan
oleh E.B Tylor tentang asal-usul agama primitive secara evolusioner
(Joachim Wach, 1984 : 65)
Namun, ilmu baru Comperative Study of Religion, yang
dicetusakan oleh Ernest Renan itu, mendapat sambutan yang angat baik. Di
berbagai universitas di Barat dibuka kuliah-kuliah baru untuk ilmu ini. Max
Muller dianggap sebagai bapak ilmu perbandingan agama (A. Mukti Ali, 1969 : 14)
Mircea Eliade (1959:216-232), secara runtut mengungkapkan
perkembangan studi agama-agama di Barat. Karena sejak awal perkembanganya,
sebutan ilmu perbandigan agama belum popular dan banyak bermunculan
istilah-istilah sejenis, muncullah istilah ilmu agama-agama atau ilmu sejarah
agama-agama yang menjadi lebih popular pada sat itu. Menurut Eliade,universitas
yang pertama kali membuka jurusan sejarah agama tereltak di Geneve pada tahun
1873 yang diikuti oleh Belanda pada tahun 1876.
Pada tahun 1879, jurusan ini ditetapkan sebagai bagian
dari College de France, dan pada
tahun 1885 dilembagakan pada Ecole des Hautes Etudes di Sorbone sebagai bagian
dari ilmu pengetahuan keagamaan. Pada tahun 1884, Free University of Brussels
membuka pula jurusan agama-agama. Pada tahun 1910, hal ini diikuti pula oleh jerman, yang
pertama di Berlin, kemudian di Leifzig, dan Bonn. Demikian pula Negara-negara
Eropa mengkuti trend ini.
Sekalipun ilmu agama-agama sebagai suatu disiplin yang
madiri yang baru muncul pada abad ke-19, minta terhadap sejarah agama-agama yng
menyelidiki masa lalu tus berlanjut. Adanya minta ini dapat kita buktikan
melalui dua cara,
1.
Melalui sejumlah pelncong yang
didalamnya menggambarkan pemujaan suku asing dan membandingkan dengan
praktek-praktek keagamaan Yunani.
2.
Melalui kritik filosofis tentang agama
tradisional.
Tulisan di kutip dari
buku :
Adeng Muchtar Ghazali, Ilmu Perbandingan Agama, Pustaka Setia,
Bandung, 2000.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar